AA/1

| Posted in | Posted on 17.31

0

 AA/1, difoto pada 29 Agustus 2013


Perancangan rumah yang di-Arsiteki bapak Rimaldi Nurdin ini awalnya hanyalah berupa penyambungan titik demi titik, yang kemudian menjadi garis-garis. Garis-garis ini lalu bertransformasi menjadi bidang-bidang yang hingga saat ini membentuk ruang-ruang hidup kami.

Masih kemarin rasanya aku dalam raga yang berumur empat atau lima tahun tersandung di tangga rumah ini. Jatuh tepat di sudut tangga pada tulang kering kaki kanan. Jangan tanya seperti apa rasanya. Tangga di sebelahnya, jumlahnya dua anak tangga lebih banyak, adalah tempatku melompat terjun, dari atas ke bawah. Seru.
 
Di ruang tv jika kau datang pada waktu yang tepat, bisa engkau lihat ruang itu bisa ditransformasi menjadi satu sisi lapangan bulutangkis. Sisi lainnya ada diseberangnya, hanya saja level lantainya 30 cm di atas ruang tv. Railing yang membatasi kedua ruangan itu menjadi net nya. Lucunya, baru saat aku mengetikkan ini sekarang, aku sadar, bahwa net yang selama ini aku kenal, merupakan sebuah railing. Kami, Ayah-Bunda-dan aku rasanya tak pernah menyebut railing ini sebagai railing. Begitu juga orang yang datang, kami selalu memperkenalkannya dengan panggilan, "net".
 
Pada pelataran belakang rumah, dulunya hanya tanah. Ada 2 pohon hidup disana dan sebuah sumur yang besar, mungkin 1,5 meter diameternya. Di sana pernah menjadi dapur yang super sibuk ketika Makdang mengadakan pesta pernikahan, tempat Bunda mencabut gigiku, tempat Aik setiap hari mencuci dan menjemur baju, atau tempat peristirahatan Doggy sementara sebelum dipindahkan. Di sore hari,  aku dalam raga berumur delapan atau sembilan tahun, bermain seluncuran di lantai keramik itu dengan lantai yang sudah ku sapu, kemudian disiram air (tergantung kondisi, menggunakan air atau air yang sudah dicampur sabun). Perlu berlari 3-4 langkah dulu untuk mendapatkan kecepatan awal lalu kemudian melipat kedua kaki seperti posisi duduk antara dua sujud, and then just slideeeeeeeee... Senang.
 
Awalnya, kamar Ayah-Bunda adalah kamarku juga. Sampai tiba masanya, yang juga diiringi perpisahan kepada majalah Bobo, aku harus berpisah untuk tidur sendiri, di kamar yang dulu kami sebut kamar Makdang. Lemari dua pintu dengan tinggi sekitar 150 cm berwarna coklat itu juga ikut pindah. Poster David Hasselhoff, pemeran utama serial Knight Rider (yang tentunya sudah saya coret-coret), pelan-pelan digantikan oleh poster-poster Spiderman dan superhero lainnya. Terakhir, lemari itu sudah Ayah cat menjadi warna Ivory White dan masih ada stiker Lazialita disana. Keluaran majalah Liga Italia, majalah yang sudah tidak terbit lagi.

Kalau istri ku kecilnya ingin bekerja dengan mengoperasikan meja kasir, kecilnya aku sepertinya ingin menjadi kernet bis kota. Lemari tiga pintu Ayah yang ditengahnya merupakan pintu full cermin, adalah tempat percobaanku menjadi kernet. Handle pintunya menjadi pegangan, simulasi terhadap pegangan di bis dan cermin lemari menjadi kaca bis. Dengan latihan ini aku jadi bisa bergantungan di bis ketika berangkat dan pulang sekolah.

Akan menjadi beberapa jilid buku rasanya jika aku menuliskan pengalaman puluhan tahun dilindungi atap AA/1 ini. Buku itu akan menjadi buku untuk bahan bacaan keluarga sekaligus masuk kurikulum sekolah yang berisi komedi, romansa, religi, horror, misteri, tragedi, sejarah, ekonomi, seni, arsitektur, manajemen, fisika, kesehatan masyarakat, kedokteran, sosiologi, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, bahasa daerah, keterampilan, kedisiplinan, kepemimpinan, kesabaran, pengorbanan, kemenangan, kekalahan,..  it taught us our life.

Rumah ini, akan selalu menyimpan semua kenangan kami. Hal yang sederhana seperti ketika kami makan malam bersama hampir setiap hari diruang yang sama, di meja makan bundar yang awalnya berwarna coklat kehitaman kemudian di cat ivory white juga oleh Ayah, diterangi lampu berwarna putih pada ceilingnya, akan selalu mengisi memori kami. Di ujung sana ada Aik yang dengan tenang menonton TV tanpa suara, duduk di tangga yang punya bekas darah kaki kanan tulang keringku. Di musim hujan, air mulai menembus nat keramik di ruang TV, menciptakan kolam dengan kedalaman 3-5 cm. Kalau saja kejadian banjir kecil-kecilan ini dialami Rai, kolam ini akan menjadi surga kecilnya.

Seringkali kami hanya berempat -termasuk Aik- dirumah ini. Tapi itu tak menjadikan rumah ini hening dan sepi. Gelak tawa, canda, dan derita yang kami alami telah membentuk dan menjadikan kami manusia seperti sekarang ini. Perantauanku sekitar 12 tahun yang lalu meninggalkan Ayah dan Bunda sebagai penghuni resmi yang tersisa. Dari apa yang kurasakan setiap pulang, rumah ini tak berubah menjadi dingin. Kehangatannya tetap ada. Masih, kehangatan sederhana. Entah itu hanya sekedar mencuci pakaian, menyantap makanan, atau kegiatan sendiri-sendiri mereka, tetap dilakukan berdua, di bawah atap ini.

Kekalahan rumah ini dari panasnya api bukan akhir bagi saya atau Ayah dan Bunda. Keikhlasan hanyalah satu hal yang harus kami miliki tanpa berharap apapun.  

Terakhir, doaku, di rumah manapun Ayah dan Bunda berada, semoga mereka selalu menemukan rumah yang memberikan kehangatan yang sama seperti yang pernah AA/1 tawarkan kepada mereka. 

AA/1 will always be our house and our home.

Selamat jalan AA/1. Terimakasih atas perlindungannya selama 25-an tahun terakhir ini.

Kamera ditaruh di atas net, 29 Agustus 2013

 
 
We shape our buildings; thereafter they shape us. - Winston Churchill -

My Sony Ericsson W700i

| Posted in , | Posted on 08.28

0

kartu di atas lah yang ku perlihatkan kepada mbak yang menjaga counter O*E Sh*p di sebuah mall di jakarta.
"mbak, ini saya mau minta tolong potongin kartunya"
"baik mas saya ambil kartunya ya. lho ini kartu luar negeri mas?"
"haaaaa?!"
"satelindo itu dari mana ya?chip nya juga besar.."
"hooooaaaaaa....???!!!" hoa ku terhenti ketika mbak disebelah mbak yang masih terkesima akan penampakan kartu "luar negeri" merespon dengan baik.
"kartu ini kartu lama mas, chipnya masih besar. kalau kita potong, chipnya juga ikut kepotong. (sambil mencontohkan perbandingannya). mas harus ke galeri indosat untuk minta ganti kartu, lalu baru bisa dipotong."
"hooo...baik mbak, terimakasih ya"

tebakanku, pada tahun 2003 yang lalu,ketika satelindo masih terpampang -bukan indosat- mbak pertama yang melayaniku masih berumur 8-10 tahun. 

dan akhirnya, setelah mengikuti saran mbak kedua tadi, urusanku berpindah ke galeri indosat. tanpa proses yang ribet, akhirnya aku tahu bahwa mustahil untuk menyimpan sim card ini sembari memiliki sim card yang baru.
"buat kenang2an ya mas?"
"iya mbak, sudah bersama saya semenjak tahun 2003. itu sudah 10 tahun yang lalu lho mbak."
"kalau handphonenya, sudah dari kapan mas?"
"dari 2006 mbak. itu berarti sudah 7 tahun ya mbak?"
mbaknya ngitung..7..8..9..10..11..12..13..
"iya mas, sudah 7 tahun. pantes penampakan handphonenya udah kayak begini mas"
"iya mbak, bagaikan singa di afrika, setiap goresan yang terlihat maupun tidak adalah bukti perlawanan dia terhadap dunia yang kami jalani. selama 7 tahun ini, dia cuma cuti 2 minggu mbak. itu juga karena melindungi paha saya dari tusukan aspal2 kasar ketika saya jatuh dari motor sekitar tahun 2007 atau 2008. saya bawa ke tempat service, di sana dia 2 minggu. recovery. alhamdulillah, recovery-nya sukses. jatuh dari ketinggian 30 cm sampai 1.5 meter dia pernah. malah pernah terjun bebas ketika saya ga hati2 menyimpan dia di saku jaket dengan kantong terbuka. lagi bawa motor saya mbak, kecepatan 30 km/jam lah. lagi di jalan komplek gitu. jalanannya beton. tiba2 dari arah kanan saya ada yang manggil sambil nyetir juga, mas ini handphonenya jatuh sembari menyerahkan dia ke saya. setelah saya berterimakasih, saya berhenti melihat kondisinya. luka goresannya bertambah, tapi dia sehat.
pernah juga ketika hujan deras, saya lagi dimotor, tiba2 dia bergetar di paha saya, memberikan isyarat bahwa ada yang telpon. saya memang sedang janjian dengan orang makanya saya harus jawab panggilan orang itu. saya berhenti, saya rogoh2 kantong, saya jawab panggilannya dalam hujan. setelah selesai berbicara, saya letakkan dia kembali di dalam kantong celana yang kemudian dilindungi oleh celana anti air. sesampai dirumah, saya pijit tanda * nya, mau membuka kuncinya. tapi yang keluar layar putih, juga ditemani seperti bercak2 air. di saat itu saya langsung menyesal, berpikir harusnya jangan seperti ini kalau mau pensiun. pensiun lah dengan terhormat. bagai pemain sepakbola yang sudah menjadi legenda, akan lebih baik pensiun dengan kebanggaan sambil berlari2 kecil mengelilingi lapangan menerima penghargaan dari fans setia daripada harus ditandu keluar lapangan untuk menghadapi kenyataan bahwa dia sudah tidak bisa bermain lagi. saya kemudian membuka tutupnya, mencabut batere nya dan membenamkan dia bersama beras. saya tinggalkan sekitar 2 jam disana. alhamdulillah, dia keluar dengan segar. berfungsi dengan baik tanpa kekurangan apapun."
"hidupnya berat ya"
"iya mbak. alhamdulillah saya dapat rezeki handphone buat nggantiin perannya selama ini. mungkin memang inilah waktu yang tepat untuk dia pensiun."
"ini mas, sim card mas yang lama sudah nonaktif. sim card yang baru silahkan mas masukkan kira2 sejam dari sekarang. boleh lebih ga boleh kurang. nanti ada pilihan2, mas pencet2in OK aja."
"baik mbak, terimakasih"

maka di hari itu adalah hari terakhir masa baktimu kepadaku. terimakasih kuucapkan kepadamu atas tahun2 pengabdianmu, jasa2mu menghantarkan pesan2ku. pengingatku dalam kealpaan ku.membangunkanku dalam tidurku.


pagi hari di hari berikutnya, tanpa sim card berada dalam dirimu dan kutinggalkan kau dalam keadaan non aktif, kau masih tetap misuh2 meneriakkan alarmmu, membangunkan kami. aku tahu, aku hanya lupa mematikan alarmmu. tapi pada mindset ku sekarang, yang sudah bersiap mental akan pensiunnya dirimu, adalah sebuah hal yang luar biasa kau lakukan itu. aku anggap kau masih belum mau pensiun seutuhnya.

terimakasih...

# 13

| Posted in | Posted on 10.45

0






sosok inilah yang memperkenalkan-ku ke dalam dunia sepakbola
tak perlu kusebutkan tanggal lahirnya atau latar belakang lain tentang dirinya
kau ketik saja namanya, akan keluar sejuta tautan yang bisa engkau baca

dia yang meyakinkanku bahwa angka 13 itu bukan angka sial.
dia yang mengajarkanku bahwa menjadi pemimpin tak perlu tua dulu.
terlebih, dia yang meyakinkanku bahwa tim yang bernama SS LAZIO pantas kubanggakan.

kalau bisa memilih, aku pribadi memilih untuk tidak scudetto di tahun 2000 itu jika aku tahu masa depanmu sebagai legenda tim ini dipertaruhkan hanya karena korupsi sang presiden. 

dengan itu, kau tak perlu harus pergi dari tim yang selalu kau dukung. dan di hari pensiun mu ini, curva nord akan menurunkan banner yang menutupi satu curva, bergambar persis apa yang ada di awal postingan ini. kau mendapatkan semua applause yang memang pantas kau terima. dan mereka yang ada di curva nord maupun kami yang terpisah benua, mendapatkan air mata bahagiamu. that's what u should have, that's what u deserved, Captain.

 

felice pensione Sandro ..
siete sempre il nostro capitano!

tu sei il principe di Roma!
 

 


Tekad, Semangat, Mimpi, dan Takdir

| Posted in , , | Posted on 15.31

0

Nak.. Mari sini, Ayah ceritakan tentang kisah bagaimana sebuah tekad, semangat, mimpi, dan takdir yang selalu mengiringi perjalanan manusia. 

Dulu, sebelum Momi hamil, Momi sudah mengatakan dengan jelas bahwa Momi ingin persalinan normal. Ayah meng-iya-kan dengan sukacita, meskipun tak sedikit kenalan Momi yang memperingatkan betapa SAKIT nya persalinan normal itu. Tapi Nak, Alhamdulillah tekad Momi begitu besar, bahkan sepertinya lebih besar daripada tekad untuk menerima lamaran Ayah. :p 

Alhamdulillah semua proses mengalir seperti air.. Oh ya, ada satu cerita kecil sebelumnya. Ayah sampai sekarang tidak tahu hal ini berkaitan dengan kehamilan Momi atau tidak, namun ada di satu hari, beberapa hari sebelum Momi mendapatkan 2 garis merah yang satunya agak samar pada testpack kesekian yang telah kami coba, Ayah merasakan mual. Mual yang benar2 mual. Ayah ingat pagi itu Ayah tidak kekantor tapi langsung ke lapangan dan kemudian ke Tangerang lihat2 marmer. Dari mulai inspeksi lapangan sampai ke Tangerang kemudian sampai lagi di Jakarta, mual itu tak kunjung hilang. Opa Boss pun sampai bertanya-tanya kenapa Ayah terus2an sendawa dan hoek-hoek. Tapi jauh di pikiran Ayah waktu itu, entah kenapa Ayah yakin bahwa ini adalah pertanda bahwa Momi telah hamil. 

Beberapa hari kemudian, tetesan air mata bahagia mengiringi kabar ini yang disampaikan Momi via telpon -hari itu Momi izin sakit karena sudah tidak enak badan dari kemarinnya-. Malam itu juga kami langsung ke RS untuk memastikan keberadaan mu di perut Momi. 

Alhamdulillah, sejak itu pula engkau mulai iseng ke Ayah dan Momi. Ya, Ayah juga sempat mengalami fase yang disebut "ngidam". Ayah bukan orang yang gampang percaya akan hal yang seperti itu Nak. Sampai Ayah mengalami sendiri bagaimana "ngidam" itu, Ayah tetap berkesimpulan bahwa "ngidam" hanya proses biasa dimana seseorang menginginkan sesuatu. Kebetulan sesuatu yang diinginkan ini dirasakannya pas hamil. Dan karena hamil, kasian kalau tidak dituruti. Semua kesimpulan itu salah. Ayah tidak tahu bagaimana menjelaskannya secara ilmiah, namun apa yang Ayah rasakan bukan sekedar keinginan untuk mendapatkan sesuatu. Keinginan itu begitu kuat, sampai2 hanya dengan membayangkan [waktu itu Ayah tiba2 ingin bumbu rujak bubuk rasa manis pedas yang dulu sering dibelikan Nekbun sebagai pelengkap Ayah menyantap jambu biji belakang rumah Simpang GIA] bumbu rujak itu, air liur mengalir deras dari dalam mulut. Pikiran tidak tenang, fokusnya hanya kepada rasa dan bentuk bumbu rujak itu. Momi langsung tertawa begitu Ayah mengalami hal ini. Sepulang kantor kami pergi ke Kemchick, karena setahu kami semua bumbu ada disini. Benar saja, begitu melihat bumbu yang Ayah sudah idam2kan, Ayah sedikit melompat girang. Yep, melompat....sedikit kok tapi. :D 

Bagaimana dengan keisengan mu pada Momi? Pada trisemester pertama, Momi tidak bisa memakan makanan yang sama pada hari yang sama. Sombong kalau waktu itu Ayah bilang ke Momi :p Trisemester kedua, engkau menunjukkan darah Padang yang engkau bawa dari Ayah dan Nekbun dengan cara memberikan nafsu makan lebih ke Momi terhadap masakan Padang serta makanan yang berbahan baku Mie. Makanan yang sangat jarang bahkan tak pernah disentuh oleh Momi ketika Momi belum hamil. Trisemester ketiga, lagi2 engkau menunjukkan darah yang Ayah wariskan padamu dengan meminta Momi memakan makanan dengan porsi besar. Pernah waktu itu Momi membeli mie goreng yang ternyata porsinya untuk 3 orang. Sebelum makan, Momi bilang ke Ayah, "bang, kayaknya ini buat sarapan aja deh, banyak banget soalnya." Ayah cuma jawab dengan menoleh sedikit lalu berkata "iya". Tak sampai 10 menit kemudian, Momi terperanjat sendiri melihat makanannya sudah hampir habis. Tak kurang dari 3 menit kemudian, piringnya sudah bersih. [Sebenarnya ini bukan dari darah Ayah yang suka makan banyak nak, memang Momi yang butuh asupan makanan lebih banyak :p] 

Pernah juga, ketika akhir bulan ke tiga kehamilan, Momi demam tinggi. Tengah malam itu ketika Ayah baru pulang, Momi sedang meringkuk di kasur, menggigil. Ayah kemudian meletakkan termometer di ketiak Momi dan kaget dengan panas Momi yang mencapai 39.5. Sempat turun karena sudah diberi obat, namun naik lagi pada pagi harinya. Pagi itu juga Ayah bawa Momi ke tempat yang kelak menjadi rumah sakit tempat engkau lahir. Tak mau ambil resiko, meskipun diagnosa penyakitnya belum jelas, Ayah meminta Momi dirawat saja. Beberapa jam setelah dirawat, Alhamdulillah Momi segar bugar. Tim dokterpun tidak mempunyai diagnosa khusus tentang penyakit Momi. Karena ada demam tinggi, dokter hanya menyebutkan ada infeksi bakteri. Pada hari itu juga, kami memahami maksud kenapa Momi harus dirawat di RS. Kesimpulan kami adalah, engkau anakku, ingin pamer 'monas'mu yang ternyata pada akhir bulan ketiga ini sudah bisa dilihat jelas di USG. Rada cepat menurut penuturan dokter. Alhamdulillah. 

Engkau yang semakin detik semakin besar di dalam perut Momi, tidak mengurangi semangat Momi untuk tetap beraktifitas seperti biasanya Nak. Momi tetap semangat bekerja, kesana kemari, naik turun tangga. Naik turun tangga ini juga sempat menimbulkan rasa kuatir dari Nema dan Nekbun. Alhamdulillah kondisi badan Momi selalu terjaga. 

Akhirnya, hari Minggu tanggal 24 Februari 2013, sepulang kami mencari makan siang sembari berjalan-jalan mencari barang2 untuk engkau anakku pakai nanti, ada flek yang keluar dari Momi. Setelah sampai di ruang observasi RS, kami mendapati bahwa Momi belum bukaan 1, tapi sudah menuju waktunya lahiran. Momi memilih pulang dulu daripada langsung dirawat di kamar RS agar bisa lebih rileks. Ternyata untuk 2 hari kedepan, rileks akan menjauhi Momi. 

Setiba di kosan, percobaan Momi untuk tidur terganggu karena kontraksi yang sudah semakin sering. Ayah hitung di Sony Ericsson W700i Ayah [akhirnya handphone keluaran 2005/2006 ini menunjukkan kualitasnya yang tidak kalah dengan blackBerry yang katanya smartphone *sarcasm detected*] kontraksinya sudah 1 kali dalam 3-5 menit. Momi hanya bisa 'kesliwet' 2-3 menit, kemudian terbangun merasakan kontraksi beberapa detik, dan begitu seterusnya. 

Sebelum Subuh kami sudah kembali berada di ruang observasi, mendapati Momi sudah pembukaan 1. Hingga 24 jam kedepan, ternyata pembukaan Momi baru naik menjadi pembukaan 2 nak. Meskipun hanya naik 1 pembukaan, sakit yang dialami oleh Momi sudah menjadi sangat luar biasa. 

Dari awalnya yang bahkan Momi tidak tahu itu kontraksi atau bukan, kemudian meningkat menjadi kontraksi yang masih bisa dinikmati sambil sedikit ketawa-ketiwi dengan celetukan2, dan kemudian levelnya naik ke kontraksi yang bisa membuat kuku Momi menancap di kulit Ayah. Tidak, kuku Momi tidak panjang nak, rasa sakit yang luar biasa dari kontraksi itulah yang menyebabkan Momi bisa menancapkan kukunya. Bagian bawah ranjang rumah sakit juga jadi sasaran tendangan Momi. 

Erangan sakitnya Momi menyayat hati Ayah nak. Bohong itu semua penelitian yang mengatakan sakitnya seperti beberapa tulang patah dalam satu waktu. Apa yang Momi alami Ayah rasa jauh lebih sakit. Sakit yang pada satu titik, membuat Momi sampai ke tingkat pasrah seperti di film Life of Pi. Di adegan dimana Pi berteriak ke langit ketika badai datang, berteriak kepada Tuhannya untuk membawa dia pergi sekarang juga. Kepasrahan terhadap Allah SWT itu nak,-bukan kemarahan- yang mengingatkan Ayah kepada adegan itu.

Dinding yang menahan air mata Ayah dari awal Momi menahan sakit runtuh sudah, tak terbendung. Kelak engkau akan mendengar cerita dari semua orang bagaimana sakitnya proses persalinan normal. Tapi engkau tak akan pernah benar2 sadar bagaimana sakitnya sampai orang yang kau janjikan untuk selalu hidup bersama atas dasar cinta kasih meraung2, menggeliat kesakitan menahan sakit, di depan matamu. 

Air mata Momi yang dari awal sudah keluar akhirnya bertemu dengan air mata Ayah. Kami berpegangan tangan, saling menguatkan satu sama lain. Memberi semangat, memberi mimpi, memberi harapan, saling mengingatkan, bahwa engkau anakku, sudah semakin dekat ke dunia ini, sudah semakin dekat untuk kami dekap. Nyata. 

Andaikan waktu itu kami menyerah, andaikan waktu itu Momi menyerah dan memilih untuk Operasi karena tak tahan rasa sakitnya, maka kami tak akan pernah bisa merasakan bagaimana akhirnya hanya beberapa jam dari sana, engkau lahir dengan proses normal dari jalan lahir Momi. Tekad baja Momi mengalahkan rayuan palsu operasi nak. Semangat Momi meraih mimpi tak pernah pudar. Dan Alhamdulillah, takdir dari Allah akhirnya terkuak. 

Hari Selasa pagi tanggal 26 Februari 2013 itu, tangisanmu mengisi dunia kami. Tangisan yang bisa melupakan segala kesakitan yang baru saja Momi alami. Alhamdulillah, setelah engkau mendengarkan Adzan dari Ayah, engkau, Raidan Afkar Izzananta (R.A.I) [seorang anak yang patuh kepada kedua orang tuanya -Izzan,Ananta-, yang kelak menjadi pemimpin -Ra'id- yang bijaksana -Afkar-, yang kehadirannya bermanfaat baik bagaikan AIR[bahasa]-anagram R.A.I- dan AIR[english]-anagram R.A.I- untuk keluarga dan orang2 disekitarnya] berkenalan dengan dunia. Rai, meet world.. World, meet Rai.. 

Mohon doa dari Raidan nak, doakan agar Ayah dan Momi bisa menjalani amanah dari Allah ini dengan baik, sehingga bisa menjadikan Raidan seorang yang patuh kepada Ayah dan Momi, menjadi pemimpin yang bijaksana, dan senantiasa bermanfaat baik bagi semua. Aamiin...

Membahas Sepakbola

| Posted in | Posted on 15.44

0

Akhir pekan lalu adalah pertandingan pembuka SERI-A musim 2011/2012 yakni pertandingan antara AC MILAN vs SS LAZIO. Pertandingan berakhir dengan skor 2-2.

Persis tadi pagi waktu Indonesia, ada pertandingan2 pembuka Liga Champions Eropa fase group, salah satunya FC BARCELONA vs AC MILAN. Pertandingan itupun berakhir dengan skor 2-2.

Lalu apa yang saya ingin bahas?

Pertama, mari kita lihat statistik pertandingan AC MILAN vs SS LAZIO.

Milan 2 – 2 Lazio

Ibrahimovic 29 - Klose 12

Cassano 33 - Cissé 21

Bookings

van Bommel 38 - André Dias 48
Cassano 96 - Mauri 79

Possession 60% - 40%
Corners 3 - 1
Goal attempts 18 - 12
On target 8 - 5
Fouls 16 - 15
Offside 7 - 0


Lalu kita lihat statistik pertandingan FC BARCELONA vs AC MILAN

Barcelona 2 – 2 (HT 1 – 1) Milan

Pedro 36 - Alexandre Pato 1

Villa 50 - Thiago Silva 90+2

Bookings

Villa 52 - van Bommel 19
Dani Alves 70 - Nesta 57
Puyol 92

Possession 75% - 25%
Corners 11 - 2
Goal attempts 22 - 6
On target 7 - 3
Fouls 10 - 11
Offside 5 - 2


Dari data diatas bisa kita lihat bahwa masing-masing tim tuan rumah menguasai bola lebih banyak. dengan menguasai bola lebih banyak, itu artinya menyerang lebih sering, terbukti dengan tembakan ke gawangnya, baik on target, maupun off target.

Di pertandingan AC MILAN vs SS LAZIO, Lazio unggul lebih dulu dengan 2 gol kemudian disamakan menjadi 2-2 sama. Di pertandingan FC BARCELONA vs AC MILAN,hampir sama, tim tamu unggul lebih dulu, sebelum disalip oleh tim tuan rumah, sebelum disamakan lagi menjadi 2-2.

---

Terlepas dari sisi teknis dalam pertandingan ini, dan pertandingan2 lain yang akan datang, menurut saya, sepakbola sama halnya dengan kesehariannya manusia. Jika anda tidak setuju, maka saya akan ganti dengan kata2, keseharian saya.

Jika anda seorang MILANISTI, pada pertandingan melawan LAZIO, mungkin saja anda akan mengatakan bahwa LAZIO beruntung, karena dibombardir begitu dengan serangan yang bertubi2 pada babak kedua, gawang Bizarri tetap tidak kebobolan. Tendangan Cassano yang membentur tiang mungkin jadi faktor penguat pernyataan kalian tersebut. Ya, KEBERUNTUNGAN.

Tetap dari sudut pandang anda sebagai MILANISTI pada pertandingan FC BARCELONA vs AC MILAN. Bola yang mengenai tiang dari kaki Messi akan mengagetkan anda, dan secara reflek mungkin anda akan berkata, "fiuh, untung ga gol..". Tapi mungkin ada beberapa dari anda yang menganggap itu bukan keberuntungan untuk MILAN. Kenapa? Karena anda MILANISTI.

Skor 2-2 dengan FC BARCELONA, dengan pertandingan yang praktis dikuasai oleh BARCELONA (liat statistik) anda anggap hasil yang memuaskan. Terserah ada tendangan dari lawan yang kena tiang atau tidak.

Skor 2-2 dengan SS LAZIO, dengan pertandingan yang tim anda kuasai, anda sebut adalah keberuntungan LAZIO. Bukan karena kerja keras pemain2 LAZIO menahan semua gempuran serangan pemain2 MILAN.

Lalu apakah ada dari anda yang berpikir sebaliknya, bahwa di pertandingan melawan FC BARCELONA ini, AC MILAN hanya beruntung? Apakah ada dari anda yang berpikir jerih payah pemain2 MILAN tidak lebih besar daripada keberuntungan yang kalian dapatkan di pertandingan itu?

Pastinya tidak.
Karena pandangan kalian subjektif.

Pandangan seperti inilah, saya rasa, yang membuat hidup saya terasa tidak nyaman.
Pandangan2 dari orang yang merasa dia yang selalu benar, atau orang yang dia kenal adalah yang benar, atau saudara, atau siapalah. Pandangan yang berpihak kepada siapa, bukan apa.

Jika secara tidak sengaja ada diantara anda yang berhadapan dengan orang lain yang ternyata sifak subjektifnya jauh lebih besar diatas anda, tidak tertutup kemungkinan akan terjadi adu argumen, yang kalau tidak diiringi dengan pandangan objektif, bisa ke konflik yang lebih jauh lagi.

Coba lihat itu pertengkaran antar suporter sepakbola di negara ini.
Apakah mereka bocah2 itu tahu apa yang menjadi masalah sehingga si Oranye tidak akur dengan si Biru? Tidak.
Lalu untuk apa mereka bertengkar selalu? Untuk hal yang mereka tidak tahu dan tidak mau tahu. Kalau mereka ingin tahu, dan mencari jawaban, mereka akan sadar mereka memperdebatkan hal yang tidak jelas. Tidak ada ujung, tidak ada pangkal.

Cobalah, mulai dari diri sendiri.
Entah seberapa besar kalian mencintai sesuatu, tetaplah memandang secara objektif.
Hormatilah perbedaan.
"'cause nowadays, everyone thinks they're right,"
Kalau tidak bisa menghormati perbedaan, setidaknya jangan rendahkan dia yang berbeda visi darimu.

Semoga Menjadi Haji - Hajjah Mabrur

| Posted in , | Posted on 00.19

0

doaku yang sperti itu, bukan doa asal2an
itu adalah doa yang mencakup semuanya..
untuk menjadi haji mabrur tidak cukup hanya menjalankan ibadah haji saja..tapi juga setelahnya..
untuk berangkat ke tanah suci, tidak cukup kekayaan spiritual saja (itu saja tampaknya sudah sulit) namun juga kecukupan materi..
untuk mendapatkan kekayaan spiritual dan materi, tidak cukup dengan berdoa saja..juga harus ada usaha yang lebih..dan lebih..dan lebih lagi..
untuk berusaha lebih dan lebih dan lebih lagi, tidak cukup dengan doa saja, namun dengan konsistensi dan pengabdian yang tulus..
untuk mempertahankan konsistensi dan pengabdian itu, tidak cukup dengan usaha biasa saja, harus dengan kesabaran yang luar biasa..
untuk kesabaran yang luar biasa..harus punya hati yang luar biasa juga..
untuk punya hati yang luar biasa...harus menjadi pribadi yang luar biasa juga.

lalu apa bedanya doa ku kepada kalian dengan orang2 terdekatku?
kepada kalian teman2ku, aku hanya bisa menyampaikan doa yang tulus seperti diatas...
kepada orang2 terdekatku..aku berusaha lebih untuk memberikan lebih dari sekedar ucapan doa..hanya disitu perbedaannya..

jadi kepada kalian semua..smoga menjadi Haji - Hajjah mabrur..
Amin..

Udah Deh..

| Posted in | Posted on 23.36

0

Kalau oknum2 yang di belakang namanya dititipkan gelar S.Ag aja bisa minta uang ini itu tanpa keterangan yang jelas..kenapa si Nurdin Halid ga bisa?

udah deh, dari tingkat RT aja udah bobrok semua

mulai aja dari diri sendiri
ga usah ikut media yang ngompor2in isu ini isu itu
tiap media di Indonesia skrg punya kepentingan politik masing2
ga ada yang namanya pendapat objektif
semua itu tergantung ama apa yang digantung..

ibarat persimpangan pada jam sibuk, smua kendaraan punya alasan masing2 buat melewati lampu merah,,yang ujung2nya bikin deadlock..kekunci..tinggalah orang2 yang bukan polisi ngbantuin jalanan biar lancar lagi..

mau ngbom ini negara ampe habis, karena ngrasa banyak orang2 tak berguna disini yang pantas hidup?
boleh saja anda berpikiran seperti itu, tapi apabila pada pendapat orang lain, anda adalah manusia yang harus dibinasakan, bisa nerima ga?

Indonesia Butuh Aktor, bukan KOMENTATOR

udah deh...

Walaaaah..

| Posted in | Posted on 01.05

0

Saya jadi jiper membaca tulisan2 kalian.....
keren2!!

Merah vs Biru

| Posted in | Posted on 00.25

0

sudut merah vs sudut biru ada pada ring tinju
"the reds" vs "the blues" ada pada EPL
"serigala merah" vs "elang biru" ada pada Lega Calcio
Red Team vs Blue Team ada pada American Gladiator dan sejenisnya

Jadi pertanyaannya, ada apa dengan si merah dan si biru?

lalu coba lihat si Superman dan si Spiderman
si Barcelona FC dan si Carrefour
apakah mereka menjadi kuat karena menyatukan merah dan biru?


kalau begitu tampaknya MYTH STUDIO harus mempunyai unsur warna HITAM dan ORANYE..
biar tetap menjadi diri sendiri dan mungkin suatu saat nanti,
sudut di ring tinju berubah menjadi sudut hitam dan oranye
atau
spiderman beneran berubah jadi venom yang suka makan jeruk dan minum mynude-maid

karena kita, trendsetter B-)

wakakakaka



gambar dari sini