Membahas Sepakbola

| Posted in | Posted on 15.44

0

Akhir pekan lalu adalah pertandingan pembuka SERI-A musim 2011/2012 yakni pertandingan antara AC MILAN vs SS LAZIO. Pertandingan berakhir dengan skor 2-2.

Persis tadi pagi waktu Indonesia, ada pertandingan2 pembuka Liga Champions Eropa fase group, salah satunya FC BARCELONA vs AC MILAN. Pertandingan itupun berakhir dengan skor 2-2.

Lalu apa yang saya ingin bahas?

Pertama, mari kita lihat statistik pertandingan AC MILAN vs SS LAZIO.

Milan 2 – 2 Lazio

Ibrahimovic 29 - Klose 12

Cassano 33 - Cissé 21

Bookings

van Bommel 38 - André Dias 48
Cassano 96 - Mauri 79

Possession 60% - 40%
Corners 3 - 1
Goal attempts 18 - 12
On target 8 - 5
Fouls 16 - 15
Offside 7 - 0


Lalu kita lihat statistik pertandingan FC BARCELONA vs AC MILAN

Barcelona 2 – 2 (HT 1 – 1) Milan

Pedro 36 - Alexandre Pato 1

Villa 50 - Thiago Silva 90+2

Bookings

Villa 52 - van Bommel 19
Dani Alves 70 - Nesta 57
Puyol 92

Possession 75% - 25%
Corners 11 - 2
Goal attempts 22 - 6
On target 7 - 3
Fouls 10 - 11
Offside 5 - 2


Dari data diatas bisa kita lihat bahwa masing-masing tim tuan rumah menguasai bola lebih banyak. dengan menguasai bola lebih banyak, itu artinya menyerang lebih sering, terbukti dengan tembakan ke gawangnya, baik on target, maupun off target.

Di pertandingan AC MILAN vs SS LAZIO, Lazio unggul lebih dulu dengan 2 gol kemudian disamakan menjadi 2-2 sama. Di pertandingan FC BARCELONA vs AC MILAN,hampir sama, tim tamu unggul lebih dulu, sebelum disalip oleh tim tuan rumah, sebelum disamakan lagi menjadi 2-2.

---

Terlepas dari sisi teknis dalam pertandingan ini, dan pertandingan2 lain yang akan datang, menurut saya, sepakbola sama halnya dengan kesehariannya manusia. Jika anda tidak setuju, maka saya akan ganti dengan kata2, keseharian saya.

Jika anda seorang MILANISTI, pada pertandingan melawan LAZIO, mungkin saja anda akan mengatakan bahwa LAZIO beruntung, karena dibombardir begitu dengan serangan yang bertubi2 pada babak kedua, gawang Bizarri tetap tidak kebobolan. Tendangan Cassano yang membentur tiang mungkin jadi faktor penguat pernyataan kalian tersebut. Ya, KEBERUNTUNGAN.

Tetap dari sudut pandang anda sebagai MILANISTI pada pertandingan FC BARCELONA vs AC MILAN. Bola yang mengenai tiang dari kaki Messi akan mengagetkan anda, dan secara reflek mungkin anda akan berkata, "fiuh, untung ga gol..". Tapi mungkin ada beberapa dari anda yang menganggap itu bukan keberuntungan untuk MILAN. Kenapa? Karena anda MILANISTI.

Skor 2-2 dengan FC BARCELONA, dengan pertandingan yang praktis dikuasai oleh BARCELONA (liat statistik) anda anggap hasil yang memuaskan. Terserah ada tendangan dari lawan yang kena tiang atau tidak.

Skor 2-2 dengan SS LAZIO, dengan pertandingan yang tim anda kuasai, anda sebut adalah keberuntungan LAZIO. Bukan karena kerja keras pemain2 LAZIO menahan semua gempuran serangan pemain2 MILAN.

Lalu apakah ada dari anda yang berpikir sebaliknya, bahwa di pertandingan melawan FC BARCELONA ini, AC MILAN hanya beruntung? Apakah ada dari anda yang berpikir jerih payah pemain2 MILAN tidak lebih besar daripada keberuntungan yang kalian dapatkan di pertandingan itu?

Pastinya tidak.
Karena pandangan kalian subjektif.

Pandangan seperti inilah, saya rasa, yang membuat hidup saya terasa tidak nyaman.
Pandangan2 dari orang yang merasa dia yang selalu benar, atau orang yang dia kenal adalah yang benar, atau saudara, atau siapalah. Pandangan yang berpihak kepada siapa, bukan apa.

Jika secara tidak sengaja ada diantara anda yang berhadapan dengan orang lain yang ternyata sifak subjektifnya jauh lebih besar diatas anda, tidak tertutup kemungkinan akan terjadi adu argumen, yang kalau tidak diiringi dengan pandangan objektif, bisa ke konflik yang lebih jauh lagi.

Coba lihat itu pertengkaran antar suporter sepakbola di negara ini.
Apakah mereka bocah2 itu tahu apa yang menjadi masalah sehingga si Oranye tidak akur dengan si Biru? Tidak.
Lalu untuk apa mereka bertengkar selalu? Untuk hal yang mereka tidak tahu dan tidak mau tahu. Kalau mereka ingin tahu, dan mencari jawaban, mereka akan sadar mereka memperdebatkan hal yang tidak jelas. Tidak ada ujung, tidak ada pangkal.

Cobalah, mulai dari diri sendiri.
Entah seberapa besar kalian mencintai sesuatu, tetaplah memandang secara objektif.
Hormatilah perbedaan.
"'cause nowadays, everyone thinks they're right,"
Kalau tidak bisa menghormati perbedaan, setidaknya jangan rendahkan dia yang berbeda visi darimu.