Menulis Dalam Bengkaknya Rahang, Leher, dan Pipi
| Posted in split of personality | Posted on 01.36
1
manusia hanya melihat atau merasakan apa yang sedang atau pernah terjadi pada diri mereka..
si Andi, melihat semua sepatu orang yang dia lewati, karena dia sedang memakai sepatu barunya dengan bangga...ternyata tidak semua orang memakai sepatu baru
si Chinmi, sibuk memperhatikan orang2 yang dia temui, karena dia baru saja memotong dan meluruskan rambutnya...membuat rambutnya tampak sempurna
si Didi, begitu awas dengan laki2 berambut gondrong, berjerawat, alis tipis, karena orang itu adalah orang yang pernah memalaknya sembari menodongkan pisau di atas bis kota...tapi dia tak pernah bertemu orang itu lagi
si Eri, selalu berusaha membantu para anak jalanan di bawah kolong jembatan sana, karena kolong jembatan itu, pernah menjadi atap rumahnya selama beberapa masa..
si Fikri, berusaha untuk membahagiakan semua orang disekitarnya, karena dia selalu merasa bahagia untuk menikmati senyuman orang lain oleh karena sesuatu yang dilakukannya...sampai sadar bahwa "semua" bukan tanggung jawabnya
si Budi, merasa kesal karena ada bom meledak di pagi hari tanggal 17 Juli 2009, bukan karena ada beberapa nyawa melayang sia-sia, bukan juga karena puluhan orang terluka. bukan karena nama baik negaranya kembali tercoreng di mata dunia, tapi karena tim kesayangannya tak jadi berlaga langsung di didepan matanya.
kita manusia.
punya kecenderungan untuk itu.
untuk berpikir, melihat, merasakan semua hal, berdasarkan apa yang telah atau sedang dirasakan sebelumnya.
bagi kalian jenis manusia yang bisa melihat sesuatu, dari perspektif yang berbeda dari manusia pada umumnya,
bersyukurlah..
karena kalianlah yang bisa menyelamatkan kita semua dari sifat ini.
*ditulis karena dalam bbrapa hari terakir saya mmperhatikan rahang dan leher orang2 di televisi, yang ternyata tidak ada satupun dari mereka yang mengalami pembengkakakn karena virus Paramyxovirus, virus penyebab penyakit Gondongan (Indonesia), atau Baguak (Minang).
si Andi, melihat semua sepatu orang yang dia lewati, karena dia sedang memakai sepatu barunya dengan bangga...ternyata tidak semua orang memakai sepatu baru
si Chinmi, sibuk memperhatikan orang2 yang dia temui, karena dia baru saja memotong dan meluruskan rambutnya...membuat rambutnya tampak sempurna
si Didi, begitu awas dengan laki2 berambut gondrong, berjerawat, alis tipis, karena orang itu adalah orang yang pernah memalaknya sembari menodongkan pisau di atas bis kota...tapi dia tak pernah bertemu orang itu lagi
si Eri, selalu berusaha membantu para anak jalanan di bawah kolong jembatan sana, karena kolong jembatan itu, pernah menjadi atap rumahnya selama beberapa masa..
si Fikri, berusaha untuk membahagiakan semua orang disekitarnya, karena dia selalu merasa bahagia untuk menikmati senyuman orang lain oleh karena sesuatu yang dilakukannya...sampai sadar bahwa "semua" bukan tanggung jawabnya
si Budi, merasa kesal karena ada bom meledak di pagi hari tanggal 17 Juli 2009, bukan karena ada beberapa nyawa melayang sia-sia, bukan juga karena puluhan orang terluka. bukan karena nama baik negaranya kembali tercoreng di mata dunia, tapi karena tim kesayangannya tak jadi berlaga langsung di didepan matanya.
kita manusia.
punya kecenderungan untuk itu.
untuk berpikir, melihat, merasakan semua hal, berdasarkan apa yang telah atau sedang dirasakan sebelumnya.
bagi kalian jenis manusia yang bisa melihat sesuatu, dari perspektif yang berbeda dari manusia pada umumnya,
bersyukurlah..
karena kalianlah yang bisa menyelamatkan kita semua dari sifat ini.
*ditulis karena dalam bbrapa hari terakir saya mmperhatikan rahang dan leher orang2 di televisi, yang ternyata tidak ada satupun dari mereka yang mengalami pembengkakakn karena virus Paramyxovirus, virus penyebab penyakit Gondongan (Indonesia), atau Baguak (Minang).